Senin, 17 Agustus 2009

Pelayanan di GPPS Berau

Pdt. Paul Zaitun, MA, menyerahkan SK Kenaikan Jabatan Pendeta
kepada Pdt. Judith Julaika di GPPS Berau-Kalimantan Timur

MURAHAN ATAU KEMURAHAN?
(artikel rohani)

“Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan”
(Matius 5:7)

Istilah murahan dan kemurahan seolah-olah mirip tetapi ternyata istilah kedua kata tersebut mengandung makna yang sangat berbeda, bagaikan langit dan bumi. Kadangkala, manusia Kristiani sulit membedakan mana yang benar dan mana yang tidak benar, mana yang baik dan mana yang tidak baik, mana yang harus dipersembahkan kepada Tuhan dan mana yang “tidak boleh” dipersembahkan kepada Tuhan (hal-hal yang bercacat; jelek, tidak baik, dan sejenisnya).

Bapak/Ibu serta Saudara/sdri yang kekasih dalam Tuhan Yesus Kristus; kata murahan dan kemurahan merupakan dua kata yang berasal dari kata dasar yang sama, yakni: “murah” namun mengandung makna yang berlainan.
Kata “Murahan” adalah kata sifat yang mengandung hal yang negative; artinya sesuatu yang tidak “berharga” (kualitasnya kurang, cacat, jelek dan sejenisnya).
Sedangkan kata “Kemurahan” adalah kata sifat yang mengandung unsur positif, yaitu: di mana suatu pribadi memiliki sifat yang suka memberi dan baik hati kepada pribadi yang lain serta suka menolong dan membantu orang lain.
Kekasihku di dalam Tuhan Yesus Kristus, jika demikian bagaimana sikap kita sebagai jemaatNya untuk hidup di dalam kemurahan dan bukan hidup menjadi orang yang murahan? Nah, dalam hal ini, kita sebagai jemaat Tuhan perlu menyadari bahwa kita jangan hanya mau selalu menerima dan menerima namun kita mau belajar untuk hidup dalam kemurahan. Dan sebagai gereja Tuhan, apa saja wujud kemurahan yang harus kita lakukan, baik untuk sesama maupun untuk Tuhan?
Ada beberapa hal sebagai wujud kemurahan hati yang perlu kita terapkan dalam kehiddupan ini; baik untuk sesama kita maupun untuk Tuhan, antara lain:

Murah hati kepada Tuhan:
Murah hati kepada Tuhan, berarti kita sebagai gereja Tuhan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Murah hati untuk mengembalikan milikNya Tuhan (Perpuluhan) jangan kita tahan milik Tuhan, harus dikembalikan kepada yang empunya (Mal.3:6-12)
Murah hati untuk berkorban dan tidak kikir (Amsal 3:9-10, Lukas 6:38) dalam rangka memperhatikan pekerjaan Tuhan di muka bumi ini.
Murah hati untuk beribadah kepada Tuhan (I Tim. 4:7-8)
Murah hati untuk melayani Tuhan (I Korintus 15:58; Roma 12:11)

Murah hati kepada sesama:
Murah hati kepada sesama kita manusia, berarti jemaat Tuhan atau gereja Tuhan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Murah hati untuk saling menolong (Galatia 6:9-10)
Murah hati untuk memperhatikan fakir miskin dan janda-janda (Yak.1:26-27)
Murah hati untuk saling menguatkan (Ibrani 10:25)
Murah hati untuk saling memaafkan dan mengampuni (Matius 6:14-15)
Murah hati untuk saling menghargai dan mengormati (Roma 12:10)
Murah hati untuk saling mengasihi dengan tidak munafik (Roma 12:9)
Bapak/Ibu serta Saudara (i) dalam Tuhan Yesus Kristus marilah kita renungkan kembali; sudahkah kita menjadi gereja Tuhan yang murah hati ataukah gereja Tuhan yang “murahan” yang hanya suka “minta-minta” dan tidak suka memberi atau hidup dalam kemurahan? dengan demikian, kita perlu kembali untuik belajar dan belajar, agar kita benar-benar menjadi gereja Tuhan yang diberkati dengan catatan: Kita mau hidup dalam kemurahan sebagaimana Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Allah yang penuh dengan Kemurahan, Amin.-


Oleh: Pdt. Paul Zaitun, MA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar